Tuesday, June 15, 2010

Gambar Diri (published on Sinar Harapan newspaper 2002)


Manusia adalah ciptaan Tuhan yang terbaik, tersempurna, teristimewa, dan terunik. Namun, kadang-kadang kita tidak sadar akan nilai diri kita. Sering kali kita salah berpikir seperti “Saya adalah seperti yang orang lain katakan tentang saya” atau “Saya akan menemukan nilai diri saya dalam pendapat mereka tentang saya”. Citra diri atau gambar diri yang tidak benar akan membuat kita tidak menjadi manusia yang utuh serta menghambat hubungan kita dengan sesama. Padahal sebagai makhluk sosial, kita harus berinteraksi dengan makhluk hidup yang lain.

Oleh VALENTINA HADIWIBOWO

Kebutuhan pribadi yang mendasar dari setiap orang adalah untuk menganggap dirinya sebagai pribadi yang berharga.
Lawrence J. Crabb Jr.


Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang topik ini, kita harus meyakinkan diri bahwa kita terbuka untuk menerima kebenaran tentang Gambar Diri kita. Kita harus menjadi objektif untuk dapat menyadari nilai diri kita, bukan dari pemikiran kita yang lama. Untuk menjadi manusia yang baru, kita harus meninggalkan kebiasaan dan pemikiran kita yang lama, seperti yang dikatakan oleh John Kehoe: “In order to change external conditions, you must first change the internal. Most people try to change external conditions by working directly on those conditions. This always proves futile or at best temporary, unless it is accompanied by a change of thoughts and beliefs.“

Gambar Diri
Jika didefinisikan maka Citra/Gambar diri adalah gambaran kita terhadap diri sendiri atau pikiran kita tentang pandangan orang lain terhadap diri kita. Gambaran ini terbentuk bertahun-tahun selama kita hidup. Meskipun demikian, hal ini dapat diubah dan diganti sehingga kita mempunyai citra diri yang kita inginkan.
Nilai diri kita berkaitan erat dengan cara kita memandang diri sendiri dan bagaimana kita berpikir tentang penilaian orang lain terhadap diri kita. Kadang kita terlalu terpaku pada pendapat umum. Misalnya pendapat bahwa anak yang patut dibanggakan adalah anak yang mempunyai prestasi belajar di bidang akademis, padahal prestasi dapat diperoleh dari bidang-bidang lainnya; seperti seni atau olahraga. Contoh lainnya adalah pendapat bahwa orang lain akan menghargai kita jika kita cantik/tampan, pintar, kaya, menarik, atau langsing. Sehingga orang yang mempunyai bentuk badan yang tidak ideal, bentuk muka yang kurang indah, atau kurang berhasil dalam pelajaran dalam studinya tidak perlu dihargai. Jika kita terlalu mengikuti rumus Harga Diri = Prestasi + Pendapat orang lain, maka kita akan terjebak dan tertipu mengenai citra diri kita. Penilaian yang salah tersebut membuat kita menjadi takut gagal, takut tertolak, takut dihukum, bahkan mengasingkan diri. Akibatnya kita takut untuk mencoba sesuatu sehingga kreativitas kita tidak berkembang. Jika hal ini terjadi terus-menerus, bisa jadi Anda menjadi orang yang paling tidak bahagia karena tidak mempunyai harapan, tidak mempunyai tujuan, dan merasa hidup ini sia-sia serta tidak memberikan hasil apa pun.

Suatu Kebutuhan
Sadarkah kita bahwa kita adalah Ciptaan Tuhan yang sangat berharga, bahwa kita mempunyai nilai, dan bahwa kita butuh dihargai? Kebutuhan akan harga diri adalah kebutuhan dasar manusia. Agar dihargai orang lain, kita harus menghargai orang lain juga (Hukum Tabur Tuai).
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibanding ciptaan-Nya yang lain. Menurut Stephen Covey, paling tidak ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak dimiliki ciptaan Tuhan lainnya, yaitu kesadaran diri (self awareness), imajinasi (imagination), nurani (conscience), dan kehendak bebas (free will). Dengan kesadaran diri, kita menyadari keberadaan kita. Kita juga bisa menciptakan, baik benda fisik maupun situasi, dengan kemampuan imajinasi kita. Dengan hati nurani, kita dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang jahat dengan yang baik. Tuhan juga memberi kita kehendak bebas sehingga kita dapat memilih untuk melakukan apa yang kita inginkan. Tentunya kelakuan kita dibatasi oleh nurani kita juga. Oleh karena manusia diberi kelebihan-kelebihan, maka sudah seharusnya seorang manusia dihargai.
Kita harus melihat dari segi yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya kita lebih menghargai sebuah mobil mewah dibandingkan seorang tukang parkir di sebelahnya, maka sekarang kita harus lebih menghargai tukang parkir tersebut sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Atau jika kita merasa rendah diri, cobalah untuk mengubah pikiran/gambaran tersebut dengan menyadari bahwa kita berharga. Nilai kita tidak tergantung pada kemampuan kita mendapatkan penerimaan berubah-ubah dari manusia, namun sebenarnya sumber sesungguhnya adalah kasih dan penerimaan Tuhan.

Atasi Kepercayaan yang Salah
Ingatkah Anda akan masa kecil Anda? Seringkali kita dibandingkan dengan anak-anak yang lain oleh orang tua atau keluarga kita. Dalam perkembangan kita, kita juga melakukan hal yang sama, yaitu membandingkan diri kita dengan orang lain. Hasil pembandingan ini bisa mengakibatkan kesombongan, tidak menghargai orang lain, atau perfeksionis jika kita merasa lebih dari pembanding kita. Atau malah bisa menjadi rendah diri, malu, bahkan menjadi tidak berpengharapan karena merasa lebih rendah sehingga tidak berharga. Hal ini bisa terjadi karena gambar dirinya berdasarkan kepercayaan/standar yang salah.
Banyak dari kita hanya melihat penampilan luar saja. Kita seringkali hanya mempercayai apa yang kita lihat. Kenyataannya, dalam otak bawah sadar kita tertanam persepsi umum yang kita dapat sejak kecil bahwa untuk menjadi berharga kita harus memenuhi standar tertentu. Akibatnya kita menjadi perfeksionis dengan tujuan untuk dihargai dan merasa berharga. Tetapi efek sampingnya adalah orang lain mudah memanipulasi orang yang perfeksionis karena mereka tahu perfeksionis berusaha melakukan yang terbaik. Bahkan terkadang perfeksionis rela dimanipulasi untuk rasa harga diri.
Karena terpaku pada penampilan luar, akibatnya kita menjadi takut gagal. Kita takut mencoba karena takut hasilnya tidak sesuai dengan standar tertentu yang kita percayai. Padahal kita tidak tahu hasilnya jika kita tidak mencoba dan kita tidak pernah tahu akan kemampuan kita. Bisa jadi hasilnya baik, bahkan melebihi yang kita harapkan. Pakailah kreativitas/talenta yang sudah Tuhan berikan. Motivasi untuk mencoba akan membuat kita bergairah dalam hidup ini.
Ada pula orang yang mengejar kesuksesan untuk dihargai. Dia percaya bahwa kesuksesan akan membawa kepuasan dan kebahagiaan. Kadang hal ini berakibat dia memanipulasi orang lain untuk mengejar kesuksesan. Kadang kita terlalu mengagungkan kepercayaan kita yang mungkin salah, sehingga kita jadi marah, kesal terhadap orang lain, atau diri sendiri, bahkan kepada Tuhan jika sesuatu tidak sesuai dengan standar yang ada di pikiran kita. Kadang kita menjadi sombong jika sukses dan memenuhi standar kita. Padahal kesombongan adalah awal dari kegagalan. Ada satu hal yang saya perhatikan untuk hal ini, bahwa orang yang sering dipuji (sering sukses memenuhi standarnya), jika gagal dia akan down/shock. Sebaliknya, orang yang jarang dipuji (jarang memenuhi standarnya apakah karena gagal atau karena tidak mencoba), jika sukses memenuhi kriteria penghargaannya, dia langsung menjadi sombong.
Jadi untuk mengatasi perangkap penampilan ini, kita harus menerima pembenaran bahwa kesuksesan dan kegagalan bukan dasar dari harga diri kita. Jangan bergantung pada pengakuan dari orang lain. Kita juga harus sadar bahwa tidak semuanya mempunyai rumusan yang pasti. Tidak semua hal di dunia ini yang bisa diprediksi atau dikontrol oleh manusia. Oleh karena itu berharaplah pada Tuhan serta berperan aktif dalam hidup ini, jangan takut pada kegagalan. Yang harus dilakukan adalah belajar mengambil hikmah dari setiap kejadian. Kegagalan hanyalah awal dari keberhasilan, suatu langkah menuju kedewasaan.
Kepercayaan salah yang kedua adalah gila pengakuan. Sering kita menginginkan pengakuan/penerimaan dari orang lain untuk dapat memberi pengakuan terhadap diri sendiri. Akibatnya, kita seringkali hanya mempunyai hubungan yang dangkal dengan sesama bahkan mengasingkan diri dari pergaulan karena takut tertolak/tidak diakui oleh orang lain. Kita jadi menarik diri untuk menghindari celaan. Atau kita berusaha menyenangkan orang lain untuk mendapat pengakuan. Kita menjadi sangat sensitif terhadap kritik; apakah menjadi terlalu peka terhadap kritik atau malah sangat tidak peka dan menjadi seperti pemain sandiwara. Jadi pandanglah kritik atau sikap/pengakuan orang lain terhadap diri kita sebagai masukan yang berharga untuk pengembangan diri kita.
Menghukum orang untuk membayar kegagalan/kesalahannya sepertinya hal yang biasa, padahal hal ini tidak benar. Kita menjadi takut dihukum karena standar yang kita berikan untuk orang lain menjadi standar ukuran untuk kita juga. Padahal kita sebenarnya tidak berhak untuk menghakimi orang lain atau pun diri kita sendiri. Penghakiman adalah hak Tuhan, bukan manusia. Ada yang menarik diri dari pergaulan dan takut mencoba sesuatu yang baru karena jika gagal dia merasa tidak layak dan patut dihukum. Padahal kita membutuhkan lingkungan yang sehat untuk mengekspresikan emosi kita.
Agar tidak dihukum kadang kita lari dari kegagalan, mungkin malah mencari orang lain untuk disalahkan. Jika tidak menemukan orang lain untuk disalahkan, diri sendirilah yang menjadi korbannya, atau mungkin malah menyalahkan Tuhan. Kadang kita menyalahkan orang lain untuk membuat kita merasa lebih enak, merasa lebih tinggi. Bahkan semakin tinggi posisi orang yang gagal (orang tua, bos/atasan) dan semakin dalam mereka jatuh, kadang kita akan merasa semakin baik. Seharusnya kita simpati terhadap mereka dan mengampuni mereka tetapi bukan membenarkan kesalahan mereka. Jadi kita harus belajar mengampuni; ampuni orang lain maka Allah mengampuni kita juga. Jika kita yang gagal, ampunilah diri kita juga.
Masalah seperti ini juga terjadi di kantor saya. Program baru yang dipakai tidak memberi hasil seperti yang diharapkan dan semua orang menyalahkan bagian komputer (TI). Sementara di bagian ini, sepertinya yang seharusnya paling disalahkan adalah sang programmer. Tetapi apakah dengan memarahinya, memberinya surat peringatan, atau sanksi lainnya akan menyelesaikan masalah? Padahal orang tersebut sudah cukup mengalami kesulitan, jangan ditambahkan lagi dengan penghakiman kita. Sadari juga bahwa kita juga memiliki kelemahan dan pernah melakukan kegagalan, sehingga kita sebenarnya tidak layak untuk menghakimi orang lain. Kita seharusnya mendukung dan menyemangati mereka lagi, memberi kata-kata positif. Itu juga akan berakibat positif bagi diri kita karena kita jadi menyadari bahwa untuk tiap kegagalan, pasti ada peluang lainnya. Jangan beranggapan bahwa jika kita keras menghukum diri sendiri atas kegagalan maka orang lain atau Tuhan tidak akan menghukum kita. Jauhkan dari pikiran kita bahwa untuk setiap kegagalan harus ada yang harus disalahkan.
Alasan lain mengapa kita berusaha untuk menyalahkan orang lain adalah karena kesuksesan kita sering kali bergantung pada kontribusi mereka. Contohnya jika seorang seorang anak mendapat nilai jelek saat ujian, orang tuanya akan menyalahkan anak itu karena kesuksesan anak tersebut memberi berakibat pada penghargaan lingkungan terhadap orang tuanya juga.
Daripada memandang kelemahan-kelemahan kita sebagai suatu ancaman bagi harga diri kita, sebaiknya kita pasrah dan bergantung pada Tuhan pencipta kita.
Gambar diri yang salah bisa diakibatkan oleh rasa malu yang sebenarnya adalah rasa rendah diri yang mendalam akibat dari kegagalan. Kita jadi pesimis, akibatnya tidak berpengharapan, rendah diri, mengasingkan diri, kehilangan kreativitas, pasif, mengasihani diri, bahkan secara ekstrem bisa mengabaikan penampilan kita.
Jangan pernah berkata “Saya memang begini”, “Saya tidak bisa berubah”, atau “Saya tidak punya harapan”? Kita butuh cara pandang yang baru, tidak hanya sekedar usaha berdasarkan sikap yang lama karena itu tidak akan memberi hasil yang efektif. Kita harus berani keluar dari rasa aman/kebiasaan kita. Memang kita tidak tahu hasilnya, tapi yakinlah Anda tidak rugi untuk mencoba. Toh keadaan sekarang juga tidak menyenangkan.
Menanggapi keberadaan kita, kita perlu jujur dengan rasa sakit, kemarahan, kekecewaan, dan kesepian kita. Kita harus berani maju dan mau berubah.

Mengatasi Citra Diri yang Buruk
Citra diri berkaitan erat dengan percaya diri (self esteem), artinya seberapa tinggi kita menghargai, menilai dan menghormati diri sendiri. Orang akan menghargai dirinya secara keseluruhan jika merasa memberi kontribusi yang berharga bagi lingkungannya. Untuk mengatasi citra diri yang buruk, kita harus mau berubah, sabar, objektif, dan terbuka atas dukungan orang lain.
Kita harus bangga akan keunikan kita. Kita juga harus percaya bahwa kita mampu melakukan apa yang kita inginkan. Seperti yang dikatakan oleh Norman Vincent Peale: “You can if you think you can.” Maka kita harus mencoba hal-hal baru, keluar dari rutinitas, dan jangan takut gagal. Sehingga kreativitas kita bisa berkembang dan hidup ini menyenangkan dan memberikan hasil. Ingat bahwa kita sudah diberi kemampuan dan kelebihan oleh Tuhan untuk berhasil.
Menurut Stepahie Barrat-Geodefroy, ada empat langkah untuk memperoleh kepercayaan diri. Yang pertama adalah kita mendaftar apa saja kemampuan istimewa kita. Kita juga harus optimis, berpengharapan akan kesuksesan, tetapi bukan mengagungkan kesuksesan itu. Langkah ketiga adalah kita harus mengubah sikap kita untuk bisa mengubah diri kita secara keseluruhan. Bahwa kegagalan tidak perlu dipermasalahkan, melainkan dipelajari agar kita semakin hari menjadi semakin baik. Maka kita tidak melihat ada kegagalan di mana pun, yang ada hanyalah akibat dari proses pendewasaan dan pembelajaran kita.
Jadi kita harus mengubah pandangan terhadap diri sendiri. Jika kita tidak memulai menghargai diri kita, orang lain juga tidak akan menghargai kita. Terima keberadaan diri kita, jangan terpaku pada pendapat orang lain untuk membentuk gambar diri kita. Jadilah diri sendiri dan percaya bahwa kita adalah manusia unik ciptaan Tuhan yang diberi kemampuan dan kelebihan untuk dapat menjalani hidup ini dengan sukses. Dengan mempunyai gambar diri yang baik, kita memberi nilai yang tinggi kepada diri sendiri. Saat kita sudah melakukan hal ini, lihatlah bagaimana orang lain (juga kita sendiri) melihat diri secara lebih baik.

Wednesday, April 28, 2010

The Sunset


Food i ate

This one is yummy.. apple pie (ready made, frozen)


and... spaghetti with meat balls... cooked by my bro-in-law
and this one.. spaghetti campur-campur ga karuan lol... dont ask what's inside

It's getting colder...

Autumn is here... it's now below 10'C at night/early morning.

Wednesday, March 17, 2010

The Black Hawks in Sydney sky

Today's Bible Reading

http://tinyurl.com/bibleMar16

John 6: 28Then they asked him, "What must we do to do the works God requires?"

29Jesus answered, "The work of God is this: to believe in the one he has sent."


Psalm 3:

5 Trust in the LORD with all your heart
and lean not on your own understanding;

6 in all your ways acknowledge him,
and he will make your paths straight.

7 Do not be wise in your own eyes;
fear the LORD and shun evil.

Tuesday, March 9, 2010

Today's Bible Reading & Weather

http://tinyurl.com/bibleMar9

(taken at 8AM)
Clear Blue sky. Expecting a sunny day of 29'C .. nice ^^

Monday, March 8, 2010

Today's Bible Reading

http://tinyurl.com/bibleMar8

Friday, March 5, 2010

Today's Bible Reading

http://tinyurl.com/bibleMar5

and for the weekend:

http://tinyurl.com/bibleMar6

http://tinyurl.com/bibleMar7

Thursday, March 4, 2010

Sydney Weather

From today, I'm back on level 2 position. After a week being level 1 again, due to other continent's issue that impacted ours too, I enjoy level 1 position more - less stress, same pay since the beginning.
Therefore, I have less time to update this blog, but I'm still trying to keep it updated.

Yesterday's sky photos:
03.03.2010 1.15pm (cloudy)
03.03.2010 3.24pm (clearing)
03.03.2010 4.37pm (able to feel the sun)


Today's:
04.03.2010 3.10pm
This Photo was taken when I went to my aunt's place in Northwood. I walked from my office in North Sydney and took about 12mins one way. You can see the beautiful blue sky with some clouds, the Sydney Opera House and the Harbour Bridge.

what a beautiful day!! enjoy!

Today's Bible reading

http://tinyurl.com/bibleMar4

Luke 18

"The parable of the Persistent Widow" contains God's promise to bring justice to His chosen ones, who cry out to Him day and night. God will give the justice quickly, but we need to keep the faith.

14"I tell you that this man, rather than the other, went home justified before God. For everyone who exalts himself will be humbled, and he who humbles himself will be exalted."
Sometimes when God's favor is upon you, then all seems to be wonderful. I'd be easily proud of myself. But through this passage, we ought to be humble as it's God who gives wisdom, not by our strength.

17I tell you the truth, anyone who will not receive the kingdom of God like a little child will never enter it." A child will trust without questioning his father as a child does not know about this world and life yet. We should boldly come to God, and trust Him with all our hearts.

42Jesus said to him, "Receive your sight; your faith has healed you." Another verse about the outcome of faith.

Wednesday, March 3, 2010

Today's Bible Reading

www.tinyurl.com/bibleMar3

Job 32:8 (NIV) But it is the spirit in a man, the breath of the Almighty, that gives him understanding.

21
I will show partiality to no one, nor will I flatter any man;

22 for if I were skilled in flattery, my Maker would soon take me away.

Sin, Faith, Duty (Luke 17)

While reading this passage, came to my mind that.. to be a follower of Jesus Christ and to believe in Him, it's a duty for me not to sin, watch myself, forgive sinners, and to have faith.
Wow, after these years being a Christian, with most of the time just asking for blessing and fulfillment of my desires, it's said in the Bible that it's actually my duty to have faith - as I'm a servant of Christ.
Thinking of that again... yes, it's hard to be a Christian, but I believe that Jesus Christ is Lord.
With God's mercy and grace, I shall be able to perform my duty ^^

Reading forward to verse 19. There's a (one of) gain from faith: "your faith has made you well".

Verse 37 (NIV): "Where, Lord?" they asked. He replied, "Where there is a dead body, there the vultures will gather."
I have limited vocabulary, so I searched the meaning of vulture = predator;big birds that eat meat. I believe that God gave the understanding that if we're dead as in spiritual death, we become preys; easy target for Satan to take us away from God.

Thank you, Lord, for these days that You allow me to know you more and more - to have personal experiences with You. I know that it's not because of my effort, but just Your grace. as I have tried to be close to You with my strength, but I could not reach You. I will honor this moment when Your grace is on me.

Tuesday, March 2, 2010

Sydney Weather March 2, 2010 2.30pm

Taken from the office (level 18)


Cloudy day again. The temperature is 19 - 21'C. Well, it's autumn already :(
I still want to have my summer back as it was raining for 3 weeks before the Chinese New Year.
Now, I cant wear my summer clothes - have to wait for another 10months then...
^^